MAKALAH KELOMPOK
ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER
“Virtualisasi Data Center”
Oleh
Kelompok 1:
Sylvia Dianita / 1202216
Dheppy A
Tristyani / 1202206
Ridwan Fadlil / 1202172
Andri Sukarman / 1202187
Liansyahmora N / 1202180
Al Amrikasir / 1202213
Windi Afriani / 1202175
Nofi Juliasni / 1202178
Delvi Aulia
Ningsih / 1202183
Intan Marlina / 1202191
Nova Indra Yani / 1202201
Wahyu Masril / 1202192
PRODI PENDIDIKAN
TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK
ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNP
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Infrastruktur IT merupakan asset
strategis dan dasar yang penting bagi perangkat lunak untuk memberikan layanan
dan aplikasi user yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka membentuk People-Ready Business. Perkembangan
teknologi baru yang serba cepat berdampak pada data center dan infrastruktur desktop
yang terjadi sangat kompleks, tidak fleksibel, dan sulit untuk disesuaikan
dengan kebutuhan biaya yang semakin tinggi dan secara relative pasti namun
tanpa mempertimbangkan perubahan kebutuhan bisnis. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu metode untuk menjawab tantangan ini sehingga infrastruktur IT menjadi
asset strategis yang mampu menjadi sarana informasi dan hubungan antara mitra
kerja dengan costumer yang diperlukan untuk mencapai sukses.
Seiring pertumbuhan bisnis, maka
semakin besar pula kebutuhan infrastruktur teknologi informasi. Sehingga akan
menyebabkan naiknya kebutuhan energy, tambahan sumber daya manusia, dan akan
menaikkan total cost ownership (TCO)
yang harus dikeluarkan.
Teknologi virtualisasi menawarkan
ekspansi infrastruktur teknologi informasi ke level yang lebih tinggi tanpa
harus biaya yang berlipat. Hal tersebut memungkinkan karena virtualisasi
menyederhanakan cara memanfaatkan sumber daya computer sehingga digunakan untuk
berbagai kebutuhan. Sebelum ada virtualisasi, setiap aplikasi harus berjalan
dengan server masing-masing sehingga dikenal server CRM (custumer relationship management), ERP (enterprises resource
planning), dan sejenisnya.
Teknologi virtualisasi
telah mengubah arah
revolusi industri komputer
dengan cara
penurunan
biaya-biaya modal, biaya
operasional, ketersediaan layanan
yang lebih tinggi dan mekanisme perlindungan data. Beberapa
kemungkinan yang sebelumnya diadaptasi dari pendekatan infrastruktur fisik
seperti satu hardware(processor, memory,
network, storage), satu operating system dan
satu aplikasi, saat
ini telah berubah
menggunakan pendekatan infrastruktur
virtual, seperti satu hardware, multi operating system dan multi
aplikasi. Pada pembahasan makalah ini, akan diulas konsep-konsep inti
virtualisasi dan produk VMware® vSphere®.
B.
RIMUSAN
MASALAH
- Apa
itu Virtualisasi Data Center ?
- Apa
saja
- Apa
Kelebihan dan Kelemahan Virtualisasi Data Center?
- Bagaimana
Infrastruktur Virtual Menggunakan VMware® vSphere®?
- Bagaimana
Perancangan Virtualisasi Data Center menggunakan Vsphere?
C.
TUJUAN
1. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami konsep Virtualisasi Data Center
2. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan Virtualisasi Data Center
3. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami Perancangan Virtualisasi Data Center menggunakan VMware
vSphere
4. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami Perancangan Virtualisasi Data Center menggunakan
VMware vSphere
D.
MANFAAT
Memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang konsep, infrastruktur, dan cara perancangan Virtualisasi Data
Center dalam membangun suatu bisnis yang memerlukan teknologi infomasi yang
kompleks.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
VIRTUALISASI DATA CENTER
1.
Konsep
Virtualisasi
Konsep Virtualisasi
dapat dipandang sebagai:
a. One
to many: menggunakan satu perangkat dan divirtualkan menjadi beberapa perangkat
untuk dapat mencukupi kebutuhan berbeda
b. Many
to one: menggunakan banyak perangkat dan secara virtual dianggap sebagai sebuah
perangkat untuk digunakan dalam jaringan
Konsep
virtualisasi dapat diaplikasikan pada enterprise strogare, network, aplikasi,
dan desktop. Virtualisasi merupakan toolset lengkap yang digunakan untuk
mengurangi server fisikal.
Beberapa
alasan virtualisasi:
a. Dalam hal
penggabungan server, banyak
server kecil yang
digantikan dengan satu server besar
dengan tujuan untuk mengurangi jumlah hardware yang memiliki harga
tinggi seperti CPU. Meskipun hardware dijadikan satu seperti itu, sistem
operasinya tidak digabung. Masing-masing sistem operasi yang berjalan pada satu
server tersebut akan menjadi sebuah
sistem operasi yang berjalan sendiri
secara virtual. Jadi
satu server yang
besar itu dapat menjadi host bagi beberapa guest.
b. Dengan
penggabungan hardware seperti yang diterangkan diatas, kita juga dapat
mengurangi penggunaan energi.
c. Lebih mudah
mengontrol mesin virtual
daripada mengontrol hardware yang
sebenarnya, konfigurasi bagi
mesin virtual juga
lebih fleksibel.
d. Mesin virtual
dapat diletakkan pada
komputer host lain
sesuai kebutuhan kita.
e. Error yang
terjadi pada mesin
virtual tidak akan
membahayakan sistem komputer
host, sehingga mesin virtual sangat
cocok bagi orang yang hobi
utak-atik sistem operasi.
2.
Virtualisasi
Data Center
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, virtual berarti (secara) nyata, sedangkan akhiran
–isasi menyatakan makna melakukan,
proses, usaha, atau kegiatan. Berarti virtualisasi adalah proses menyatakan
atau membuat sesuatu menjadi nyata. Sedangkan
dalam ilmu komputer,
virtualisasi bisa diartikan
sebagai pembuatan suatu bentuk
simulasi dari sesuatu
yang asalnya bersifat
fisik, misalnya sistem operasi, perangkat penyimpanan
data atau sumber daya jaringan. Definisi
lainnya adalah "sebuah teknik untuk
menyembunyikan karakteristik fisik dari sumber daya komputer dari
bagaimana cara sistem lain,
aplikasi atau pengguna
berinteraksi dengan sumber daya
tersebut. Hal ini
termasuk membuat sebuah
sumber daya tunggal (seperti
server, sebuah sistem
operasi, sebuah aplikasi,
atau peralatan penyimpanan
terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal; atau dapat juga termasuk
definisi untuk membuat
beberapa sumber daya
fisik (seperti beberapa peralatan
penyimpanan atau server)
terlihat sebagai satu
sumber daya logikal.”
Sedangkan Data Center (Pusat data) merupakan suatu
fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan
komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan
data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau cadangan,
koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (mis. AC, ventilasi),
pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik. Salah satu penempatan
server untuk website atau database.
Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk
penempatan beberapa kumpulan server atau sistem
komputer dan sistem
penyimpanan data (storage)
yang dikondisikan dengan
pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya
dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa virtualisasi data
center adalah melakukan konsolidasi dan melakukan pengurangan jumlah server
dalam bentuk fisik, caranya dengan menciptakan mesin virtual dalam jumlah
banyak yang ditempatkan di beberapa host fisik, menggunakan storage dan
jaringan.
B.
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN VIRTUALISASI DATA CENTER
1.
Kelebihan
Virtualisasi
a. Pengurangan
Biaya Investasi Hardware
Investasi hardware
dapat ditekan lebih rendah karena virtualisasi hanya mendayagunakan kapasitas
yang sudah ada. Tak perlu ada penambahan perangkat komputer, server dan
pheriperal secara fisik. Kalaupun ada penambahan kapasitas harddisk dan memori,
itu lebih ditujukan untuk mendukung stabilitas kerja komputer induk, yang jika
dihitung secara finansial, masih jauh lebih hemat dibandingkan investasi
hardware baru.
b. Kemudahan
Backup & Recovery.
Server-server yang
dijalankan didalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang
berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika satu saat server tersebut crash, kita
tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang. Cukup mengambil salinan
image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup terakhir dan server
berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
c. Kemudahan
Deployment.
Server virtual dapat
dikloning sebanyak mungkin dan dapat dijalankan pada mesin lain dengan mengubah
sedikit konfigurasi. Mengurangi beban kerja para staff IT dan mempercepat
proses implementasi suatu sistem
d. Mengurangi
Panas.
Berkurangnya jumlah
perangkat otomatis mengurangi panasnya ruang server/data center. Ini akan
berimbas pada pengurangan biaya pendinginan/AC dan pada akhirnya mengurangi
biaya penggunaan listrik
e. Mengurangi
Biaya Space.
Semakin sedikit jumlah
server berarti semakin sedikit pula ruang untuk menyimpan perangkat. Jika
server ditempatkan pada suatu co-location server/data center, ini akan berimbas
pada pengurangan biaya sewa
f. Kemudahan
Maintenance & Pengelolaan.
Jumlah server yang
lebih sedikit otomatis akan mengurangi waktu dan biaya untuk mengelola. Jumlah
server yang lebih sedikit juga berarti lebih sedikit jumlah server yang harus
ditangani
g. Standarisasi
Hardware.
Virtualisasi melakukan
emulasi dan enkapsulasi hardware sehingga proses pengenalan dan pemindahan
suatu spesifikasi hardware tertentu tidak menjadi masalah. Sistem tidak perlu
melakukan deteksi ulang hardware sebagaimana instalasi pada sistem/komputer
fisik
h. Kemudahan
Replacement.
Proses penggantian dan
upgrade spesifikasi server lebih mudah dilakukan. Jika server induk sudah
overload dan spesifikasinya tidak mencukupi lagi, kita bisa dengan mudah
melakukan upgrade spesifikasi atau memindahkan virtual machine ke server lain
yang lebih.
2.
Kelemahan
Virtualisasi
a. Satu
Pusat Masalah.
Virtualisasi bisa
dianalogikan dengan menempatkan semua telur didalam 1 keranjang. Ini artinya
jika server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak
bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi dengan menyediakan fasilitas backup
secara otomatis dan periodik atau dengan menerapkan prinsip fail
over/clustering
b. Spesifikasi
Hardware
Virtualisasi
membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk
dan mesin virtual didalamnya
c. Satu
Pusat Serangan. Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya
sebagai target serangan. Jika hacker mampu menerobos masuk kedalam sistem
induk, ada kemungkinan ia mampu menyusup kedalam server- server virtual dengan
cara menggunakan informasi yang ada pada server induk.
d. Lebih
lambat karena harus berbagi sumber daya processor dan memori dengan OS host
C.
INFRASTRUKTUR
VIRTUAL MENGGUNAKAN VMware® vSphere®
VMWare merupakan salah software
virtualisasi yang masih mempin di bidangnya saat ini. Dengan seiringnnya
kemajuan teknologi dan kebutuhan banyaknya informasi ataupun tempat penyimpanan
data yang aman, maka dengan pelatihan implementasi dan administrasi VMWare ini
bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan Anda, baik di perusahaan maupun
instansi.
Memilih platform virtualisasi yang tepat
untuk membangun Data Center Vitual, private maupun cloud infrastructure internal,
adalah sesuatu yang sangat penting. Suatu sistem infrastruktur virtualisasi
yang meliputi virtualisasi, manajemen, optimisasi sumber daya, ketersediaan
aplikasi dan kemampuan otomasi operasional TI.
VMware vSphere membentuk sistem
virtualisasi diatas fisik hardware dan kumpulan sumber daya TI untuk data
center, serta meliputi komponen :
·
VMware®
ESXi : Platform virtualisasi untuk vSphere.
·
VMware®
vCenter® Server™ : Perangkat bantu untuk melakukan manajemen virtualisasi,
konfigurasi, provisi sumber daya TI.
·
VMware®
vSphere® Client™ : Antar muka untuk membolehkan pengguna melakukan konfigurasi
secara remote terhadap vCenter® Server atau ESXi dari PC bersistem operasi
Microsoft® Windows®.
·
VMware®
vSphere® VMFS : Sistem file yang memiliki kinerja tinggi, digunakan untuk
mesin-mesin virtual pada ESXi.
·
VMware®
vSphere® Virtual Symmetric Multiprocessing : Fasilitas yang memungkinkan suatu
mesin virtual dapat menggunakan lebih dari satu prosesor fisik secara simultan.
vSphere® juga menyediakan beberapa
fungsionalitas sebagai berikut :
·
Manajemen
sumber daya (menggunakan vSphere® Distributed Resource Scheduler).
·
Ketersediaan
(menggunakan vSphere® High Availability).
·
Proteksi
data (menggunakan VMware® Consolidated Backup and VMware® Data Recovery)
![](file:///C:/Users/SYLFIA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Arsitektur VMware® vSphere ®
berikut komponen pendukungnya
Pada pembahasan teknis berikut ini, akan
diulas secara mendalam, konsep-konsep inti virtualisasi dan produk VMware®
vSphere®.
1.
Infrastruktur
Fisik
Pada infrastruktur fisik, operating system dan
software berjalan diatas komputer atau server fisik.
Beberapa tantangan baru meningkat pada saat menjalankan sejumlah besar server-server fisik di
data center,
antara lain
:
-
Model infrastruktur
fisik sudah dirasakan tidak fleksibel
dan tidak efisien.
-
Perencanaan dan biaya infrastruktur
seperti luasan server, luasan rak server, daya listrik,
sistem pendinginan, sistem perkabelan dan provisi server merupakan masalah yang dihadapi staff TI.
- Umumnya
terdapat hubungan antara
komputer
atau
fisik server
dengan
software yang berjalan diatasnya.
Pada saat utilitas penggunaan server hanya
5-10%, maka
perbandingan pemakaian sumber daya menjadi 1:1,
sehingga biaya
untuk luasan server, daya
listrik, sistem pendinginan menjadi
sangat tinggi.
- Implementasi server-server fisik merupakan proses yang memakan waktu. Pada lingkungan
fisik, waktu yang ada digunakan untuk proses pengadaan hardware, penempatan server
pada data center, instalasi
operating system dan instalasi serta konfigurasi aplikasi yang akan
dijalankan.
Selain itu terdapat aktivitas berupa konfigurasi
aturan firewall, konfigurasi port
pada switch dan konfigurasi storage. Semua aktivitas
tersebut membutuhkan waktu dalam
hitungan pekan.
2.
Infrastruktur
Virtual
Teknologi
virtualisasi memungkinkan penambahan
beban kerja
komputasi
pada server
tunggal dengan proses konsolidasi
lingkungan
dan sumber daya komputasi. Kelebihan dari
konsolidasi tersebut
adalah
masing-masing mesin
virtual
dapat
menggunakan
sumber
daya penyimpanan
redundant dan konektivitas jaringan tanpa penambahan biaya
penyimpanan
dan kompleksitas perkabelan jaringan yang sebelumnya digunakan pada infrastruktur
fisik.
![](file:///C:/Users/SYLFIA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Infrastruktur Virtual dengan tipe storage yang bervariasi
Masing-masing mesin virtual dihubungkan dengan konektivitas yang bersifat
redundant sebagai hasil dari setiap host yang memiliki konektivitas yang bersifat redundant. Rasio
atau perbandingan antara jumlah host atau mesin virtual dengan jumlah sumber daya, yaitu 1:1 untuk infrastruktur
fisik, meningkat
menjadi 6:1 untuk infrastruktur virtual (seperti terlihat pada gambar 1) menjadi 30:1 untuk infrastruktur virtual (pencapaian jumlah
mesin virtual yang berhasil dibuat untuk penggunaan
aplikasi normal).
Peningkatan rasio yang signifikan tersebut ditengarai dapat meningkatkan penghematan biaya dan penurunan kompleksitas perkabelan. Infrastruktur
virtual diyakini dapat mengurangi jumlah luasan
data center yang digunakan, jumlah penggunaan tempat rak server, daya listrik, sistem pendinginan,
perkabelan jaringan, media penyimpanan serta beberapa komponen jaringan
komputer dengan
pengurangan jumlah mesin-mesin fisik.
Penggunaan teknologi virtualisasi juga dapat mengubah cara deployment server-server yang akan digunakan. Staff
Departemen TI tidak perlu menunggu pengadaan hardware atau instalasi perkabelan (jaringan dan daya listrik), seperti pada infrastruktur
fisik. Deployment mesin virtual
dapat dilakukan dengan menggunakan antar muka grafis yang mudah, sehingga deployment mesin virtual dapat dilakukan dalam hitungan menit, berbeda
halnya dengan deployment mesin fisik.
Secara manajemen penggunaan
sumber daya TI, pengaturan mesin-mesin virtual yang berjalan
diatas host, dilakukan secara terpusat, menggunakan
perangkat bantu vCenter® Management Server. Perangkat bantu tersebut dapat diinstalasikan pada salah satu mesin virtual, atau juga dapat diinstalasikan pada hardware fisik yang spesifikasinya lebih rendah daripada host untuk mesin-mesin
virtual. Gambar
2 memperlihatkan manajemen sumber daya yang dilakukan secara terpusat
menggunakan vCenter® Management Server.
![](file:///C:/Users/SYLFIA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
Manajemen sumber daya
terpusat untuk pengaturan arsitektur virtual.
3.
Arsitektur
Fisik
vs Arsitektur Virtual
Beberapa
perbedaan antara
arsitektur
fisik dengan arsitektur
virtual
berdasarkan aspek-aspek seperti kemudahan pemindahan atau duplikasi, penggunaan
komponen sumber daya, siklus
pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi, kemudahan peningkatan spesifikasi sumber daya, dapat kita
lihat sebagai berikut :
Mesin Fisik
|
Mesin Virtual
|
Staff Departemen TI memerlukan
usaha
yang
cukup besar untuk
memindahkan
atau melakukan duplikasi
mesin fisik.
|
Staff Departemen TI dimudahkan
dalam
usaha memindahkan atau melakukan
duplikasi
mesin virtual, dengan cara :
- Proses enkapsulasi mesin virtual kedalam berkas-berkas.
- Tidak tergantung
pada
perangkat keraS
server secara
fisik.
|
Mesin fisik
terikat pada Komponen-komponen sumber daya secara
spesifik.
|
Mesin
virtual tidak
terikat pada komponen-komponen sumber daya secara
spesifik, dengan cara :
- Adanya
proses isolasi antara
satu mesin virtual dengan mesin virtual lainnya.
- Adanya
proses
insulasi
terhadap
perubahan perangkat keras.
|
Mesin
fisik seringkali
memiliki siklus pemanfaatan sumber
daya untuk aplikasi yang relatif lebih singkat.
|
Mesin virtual
memiliki kemampuan untuk
menyediakan siklus pemanfaatan
sumber daya yang lebih lama, bahkan
mesin virtual dapat digunakan
sebagai sumber daya bagi legacy applications.
|
Mesin fisik memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk
peningkatan spesifikasi
sumber daya (processor, memory, hardisk,
storage).
|
Mesin virtual memungkinkan proses konsolidasi sumber daya (processor, memory, hardiskk
storage), sehingga tidak
memerlukan
penanganan secara fisik
dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya.
|
Pada mesin
server fisik, instalasi sistem
operasi seperti Microsoft® Windows®, Linux dan lainnya
dilakukan langsung diatas
hardware. Pendekatan
instalasi
langsung tersebut
memerlukan driver
untuk perangkat keras
spesifik. Pada saat terjadi peningkatan spesifikasi hardware fisik dengan perangkat yang baru, maka diperlukan driver perangkat keras yang baru saja dipasang. Proses
peningkatan spesifikasi hardware juga memerlukan penanganan
technical support.
Mesin virtual adalah 100%
software, yang
tidak lebih dari
sekumpulan file. Kumpulan file
ini termasuk file-file yang disebut virtual disk,
menggantikan media penyimpanan hardisk. Semua file untuk sebuah mesin virtual diletakkan pada satu direktori yang distandarisasi dengan device driver,
sehingga hardware upgrade dapat dilakukan tanpa mengubah mesin virtual.
Sekumpulan mesin virtual terisolasi antara satu mesin virtual dengan mesin virtual lainnya, sehingga pada satu host yang sama, dapat dijalankan server database dan server e-mail tanpa terganggu konflik ketergantungan software dan konflik peningkatan kinerja server. Fleksibilitas mesin
virtual
berupa sekumpulan
file memungkinkan seluruh
mesin virtual dipindahkan ke server baru pada saat terjadinya peningkatan kapasitas hardware. Kemudahan
tersebut membuat proses perencanaan
pemulihan bencana dan
proses testing menjadi lebih mudah.
4. Virtualisasi
menggunakan Bare-Metal
Hypervisor
Suatu sistem bare-metal hypervisor tidak memerlukan sistem operasi. Pada
vmware®, hypervisor
tersebut adalah sistem operasi. Pada gambar 3,
terlihat arsitektur ESXi dari vmware® yang
menggunakan
hypervisor.
![](file:///C:/Users/SYLFIA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
ESXi yang menggunakan arsitektur hypervisor
5.
vSphere
Networking
vNetwork
(Virtual Networking) memiliki kemampuan menyeleraskan jaringan fisik dan mesin
virtual serta menghubungkan hardware
secara fisik dengan
mesin virtual. vNetwork
mendukung 2 tipe switch virtual, diantaranya adalah :
a. vNetwork
switch standar (konfigurasi switch virtual untuk host tunggal).
b. vNetwork switch
terdistribusi (switch virtual
untuk konfigurasi jaringan yang
konsisten untuk setiap mesin virtual
pada saat mesin
virtual tersebut dimigrasikan
melalui beberapa host, switch tipe terdistribusi memiliki
komponen yang dikonfigurasikan pada vCenter Server).
Pada
ESXi, terdapat 3 layanan jaringan yang meliputi :
a. Menghubungkan
antara mesin-mesin virtual kepada jaringan fisik.
b. Menghubungkan layanan
VMkernel (seperti NFS,
iSCSI atau VMware® vSphere® vMotion®) kepada jaringan fisik.
c. Menghubungkan
dengan antar muka manajemen layanan pada ESXi, digunakan untuk setup
D.
PERANCANGAN
VIRTUALISASI DATA CENTER MENGGUNAKAN VMware vSphere
Hal pertama yang harus kita lakukan
yaitu men-download VMware vSphere. Kemudian intalasi dan konfigurasi VMware
vSphere 5.5 pada computer. Kemudian gunakan fitur VMware vCenter.
VMware vCenter digunakan untuk
mengelola VMware vSphere secara lebih lanjut, tidak seperti VMware vSphere
Client Classic yang fitur dan penggunaannya terbatas dalam mengelola VMware
vSphere. Pembahasan kali ini akan mengulas cara Installasi dan Dasar
Konfigurasi pada VMware vCenter, beberapa ketentuan dibutuhkan untuk dapat
melakukan Installasi VMware vCenter dan agar bisa digunakan secara maksimal.
Selanjutnya
kita akan membuat Datacenter, Cluster.
Dengan membuat keduanya tersebut kita akan lebih mudah untuk
mengimplementasikan high availability
menggunakan vSphere.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
- Virtualisasi
data center adalah melakukan konsolidasi dan melakukan pengurangan jumlah
server dalam bentuk fisik, caranya dengan menciptakan mesin virtual dalam
jumlah banyak yang ditempatkan di beberapa host fisik, menggunakan storage
dan jaringan.
- Penggunaan
virtual machine di data center akan menghemat resource perusahaan dan
menjadikan pekerjaan system administrator menjadi lebih simpel.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ilmukomputer.com
http://ejocyber13.blogspot.com/2013/02/virtualisasi.html
VMware
vSphere Overview : ESXi 5.0 and vCenter Server 5.0 Manual.
VMware
Infrastructure Architecture Overview White Paper (vi_architecture_wp.pdf).
0 comments:
Posting Komentar