• This is slide 1 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 3 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 4 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
  • This is slide 5 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...

Jumat, 14 November 2014

ADSL dan ISDN


A. Pengertian  ADSL
ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) merupakan metode transmisi data digital berkecepatan tinggi melalui kabel tembaga. ADSL mampu mengirimkan data dengan kecepatan bit yang tinggi, berkisar antara 1.5 Mbps – 8 Mbps untuk arah downstream (sentral – pelanggan), dan antara 16 Kbps – 640 Kbps untuk arah upstream (pelanggan – sentral). Kemampuan transmisi ADSL inilah yang mampu mengirimkan layanan interaktif multimedia melalui jaringan akses tembaga. ADSL sendiri merupakan salah satu anggota dari “DSL Family”. Teknologi x-DSL sendiri mempunyai berbagai macam variasi, yaitu:
  • Asymmetrical Digital Subscriber Line (ADSL)
  • Consumer Digital Subscriber Line (CDSL)
  • ISDN-Digital Subscriber Line (IDSL)
  • High bit rate Digital Subscriber Line (HDSL)
  • Single High Speed DSL (SHDSL)
  • Rate-adaptive Digital Subscriber Line (RADSL)
  • Very High bit-rate Digital Subscriber Line (VDSL)
  • Single or Symmetric Digital Subscriber Line (SDSL)
ADSL menggunakan kabel telpon yang telah ada, jadi bukan fiber optics. ADSL juga dijuluki revolusi di bidang internet atau istilah asingnya “broadband”.

B. Ciri-Ciri ADSL
ADSL sendiri memiliki bermacam-macam jenis dengan kecepatan, jenis router, USB dan perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang dapat dipakai untuk dua komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada juga yang dapat digunakan untuk empat komputer dengan koneksi LAN Ethernet. penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi. Umumnya lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP, Power, DSL. Ada juga lampu tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.
Dari tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Di mana lampu DSL menunjukkan koneksi sudah terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus data ketika seseorang melakukan browsing. Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan ADSL di Indonesia adalah penggunaan IP modem dan password. Hal ini digunakan untuk melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh provider. IP yang kita miliki akan menjadi gerbang untuk memasuki jaringan. Jika kita merubah password untuk login, maka kita perlu memasukkan kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses ini berhasil dilalui, maka selanjutnya kita sudah dapat berkoneksi Internet dengan ADSL.
   
C.  Kelebihan ADSL
  1. Data dapat terakses dengan cepat
  2. mempunyai 2 frekuensi yaitu: frekuensi tinggi untuk mengantar data dan frrekuensi tinggi untuk sound atau fax
  3. biaya murah


C. Kekurangan ADSL
Seperti sangat berpengaruhnya jarak pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem dengan PC, atau saluran telepon kita dengan gardu telepon, maka semakin lambat pula kecepatan mengakses Internetnya. Tidak semua software dapat menggunakan modem ADSL. Misalnya Mac. Cara yang dipakai pun akan lebih rumit dan ada kemungkinan memakan waktu lama. Sehingga pengguna Linux harus menggantinya dengan software yang lebih umum seperti Windows Xp atau Linux.
Adanya load coils yang dipakai untuk memberikan layanan telepon ke daerah-daerah, sementara load coils sendiri adalah peralatan induksi yang menggeser frekuensi pembawa ke atas. Sayangnya load coils menggeser frekuensi suara ke frekuensi yang biasa digunakan DSL. Sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi dan ketidak cocokkan jalur untuk ADSL. Adanya Bridged tap, yaitu bagian kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung antara pelanggan dan CO. Bridged tap ini dapat menimbulkan noise yang mengganggu kinerja DSL. Penggunaan fiber optic pada saluran telepon digital yang dipakai saat ini. Di mana penggunaan fiber optic ini tidak sesuai dengan sistem ADSL yang masih menggunakan saluran analog yaitu kabel tembaga, sehingga akan sulit dalam pengiriman sinyal melalui fiber optic. Kecepatan koneksi modem ADSL masih tergantung dengan jarak tiang Telkom atau DSLAM terdekat, artinya jika jarak modem ADSL dengan DSLAM jauh maka kecepatan koneksi akan menurun.
2. ISDN
A. Pengertian ISDN
Integrated Services Digital Network (ISDN) adalah jenis circuit switched telepon sistem jaringan, yang dirancang untuk memungkinkan digital (sebagai lawan dari analog ) transmisi suara dan data melalui kabel tembaga telepon biasa, menghasilkan kualitas yang lebih baik dan kecepatan yang lebih tinggi, daripada yang tersedia dengan analog sistem. More broadly, ISDN is a set of protocols for establishing and breaking circuit switched connections, and for advanced call features for the end user. Secara lebih luas, ISDN adalah seperangkat protokol untuk membuat dan melanggar diaktifkan koneksi sirkuit, dan untuk fitur panggilan lanjutan bagi pengguna akhir

B.Latar Belakang Munculnya ISDN
ISDN muncul menjadi sebuah sarana telekomunikasi di tengah masyarakat akibat adanya pertumbuhan permintaan dalam hal komunikasi suara, data, dan gambar, namun dengan biaya yang rendah dan fleksibilitas yang tinggi. Disamping itu, perkembangan perangkat terminal CTE memberikan kebebasan kepada pelanggan dalam memilih alat komunikasi yang berstandarkan ISDN.


C. Kelebihan ISDN
  1. ISDN menawarkan kecepatan dan kualitas tinggi dalam pengiriman data, bahkan 10 kali lebih cepat disbanding PSTN
  2. Efisien. Delam satu saluran saja dapat mengirim berbagai jenis layanan (gambar, suara, video) sehingga efisien dalam pemanfaatan waktu
  3. Fleksibel. Single interface untuk terminal bervariasi
  4. Hemat biaya. Hanna membutuhan satu terminal tunggal untuk audio dan video

D.MODEL JARINGAN ISDN
1. Model Konvensional. Pada masa ini, masing-masing sistem jaringan terpisah
2. Model awal ISDN. Pada masa ini, masing-masing jaringan merupakan subnetwork dari ISDN yang 
   dilengkapi dengan sebuah set saluran dan protokol untuk mengakses ke jaringan. Pengguna terdaftar 
   sebangai pelanggan satu jaringan dengan tetap meminta layanan yang berbeda ke sistem yang juga masih 
   berbeda-beda, tetapi telah menggunakan akses yang sama. Hanya sistemnya saja yang masih berbeda.
3. Model jaringan ISDN penuh. Pengguna bisa mengakses ke satu jaringan lewat satu jalur akses yang sama. 
Sebab sistem ISDN menyediakan dan telah dapat melayani segala jenis pelayanan yang berbeda-beda

MPLS (Multiprotocol Label Searching)


A. Pengertian MPLS
MPLS (Multiprotocol Label Searching) adalah teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sitem komunikasi circuit-switched dan paket-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya.
MPLS (Multiprotocol Label Searching) adalha arsitektur network yang didefeninsikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme laenl swapping di ayer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket.
Paket-paket pada MPLS diteruskan dengan protokol routing seperti OSPF, BGP atau EGP. Protokol routing berada pada layer 3 sistem OSI, sedaangkan MPLS berada diantara layer 2 dan 3. OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protokol berbasis link state (dilihat dari total jarak) setelah anrat router bertukar informasi maka akan terbentuk database pada masing-masing router. BGP (Border Gateway Protocol) adalah router untuk jaringan external yang digunakan untuk menghindari routing loop pada jaringan internet.

B. Komponen MPLS
  • MPLS Label
    Merupakan header tambahan yang diletakkan diantara layer 2 dan IP header.
  • MPLS Ingress Node
    MPLS node yang mengatur trafik saat pkaket memasuki MPLS core. Ingress node juga disebut dengan PE (Power Edge).
  • MPLS Egress Node
    MPLS node yang mengatur trafik saat paket meninggalkan MPLS core. Egress node juga disebut PE (Power Edge) router.
  • Label Edge Router (LER)
    MPLS node yang menggabungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada dilaur MPLS domain.
  • Label Switched Path (LSP)
    LSP merupakan jalur masuk yang tebentuk dari serangkaian satu atau lebih Label Switching Hop Paket diteruskan oleh label swipping berdasarkan label Forwarding Equivalent dari satu MPLS ke MPLS node yang lain.
  • Label Switching Router (LSR)
    Router yang mendukung MPLS forwading. LSR biasa disebut juga P (Provider) router.
C. Struktur jaringan MPLS
Struktur jaringan MPLS terdiri dari Edge Label Switching Router atau edge LSRs.
Edge Label Switching Routers ini terletak oada perbatasan jaringan PMLS dan berfungsi untuk mengaplikasikan label ke dalam paket-paket yang masuk ke dalam jaringan MPLS. sebuah MPLS Edge Router akan menganalisa header IP dan akan menetukan label yang tepat untuk dienkapsulasi ke dalam paket tersebut ketika sebuah paket IP masuk ke dalam jaringan MPLS.
Label Distribution Protocol (LDP) merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menginformasikan ikatan label yang telah dibuat dari satu LSR ke LSR lainnya dalam satu jaringan MPLS. Dalam arsitektur jaringan MPLS, sebuah LSR yang merupakan tujuan atau hop selanjutnya akan mengirim informasi tentang ikatan sebuah label ke LSR yang sebelumnya mengirim pesan untuk mengikat label tersebut bagi rute paketnya. Teknik ini disebut distribusi label downstream on demand. Jaringan  baru ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
  • MPLS mengurangi banyaknya proses pengolahan yangtejadi di IP routers, serta memperbaiki kinerja pengiriman suatu paket data.
  • MPLS juga bisa menyediakan Quality of Service (QoS) dalam jaringan backbone, dan menghitung paramater QoS menggunakan teknik Differented Service (Diffserv) sehingga setiap layanan paket yang dikirim akan mendapat perlakuan yang berbeda sesuai dengan skala prioritasnya.

ATM (Asynchronous Transfer Mode)


ATM adalah tekonologi switching dan multiplexing, dimaksudkan untuk memindahkan berbagai jenis trafik (data, suara, video, audio) dengan cepat dan efisien. Circuit switching umumnya mensyaratkan bahwa paket di set ke posisi dalam frame berulang, misalknya sinkron dalam waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi dan/atau jam jaringan. ATM disebut juga teknologi broadband switching yang berbasis paket yang dirancang untuk mentransfer informasi dengan kecepatan tinggi, termasuk untuk mendukung perkembangan dalam layanan multimedia yang mencakup voice (suara), video dan data.
Lapisan ATM
Tumpukan lapisan protokol ATM terdiri dari 3 lapisan :
1. Adaptasi Layer (AAL)
Berinteraksi dengan lapisan yang lebih tinggi untuk mendapatkan informasi pengguna yang dapat dimasukkan/diekstrak ke bit dari byte payload 48.
2. Lapisan ATM
Menambahkan/menghapus header 5 byte ke payload dan multiplexes semua se, dari berbagai koneksi ke sungai sel tunggal untuk lapisan fisik. Ini juga menerjemahkan arah untuk sel untuk memungkinkan mereka beralih melalui hubungan virtual.
3. Lapisan Fisik
Menambahkan sek ke format listrik atau yang sesuai, sambil mengontrol pengiriman dan penerimaan bit pada medium fisik. Hal ini juga melacak batas-batas sel ATM dan paket ke jenis frame yang sesuai dengan media fisik. Lapisan fisik lebih jauh dibagi lagi menjadi Transmisi Konvergensi dan Fisiksub-lapisan menengah.
ATM Adapter Layer :
AAL terbagi dari 5 tipe yaitu :
1. AAL type 1 :
FUngsi-fungsi yang dilakukan oleh AAL tipe 1 untuk AAL user adalah sebagai berikut :
- Transfer service data unit (SDU) dengan bit rate konstan
- Transfer service informasi timing antara sumber dan tujuan
- Transfer informasi struktur data
- Transfer informasi yang hilang atau mengalami error yang tidak dapat diperbaiki oleh AAL sendiri ke layer yang lebih tinggi.
2. AAL type 2 :
Pada type ini sumber membangkitkan suatu bit rate yang veriabel akan memungkinkan cell-cell yang membawa informasi tersebut tidak tersi penuh dan tingkat pengisian field informasi cell berubah-ubah, untuk itu diperlukan fungsi yang lebih banyak dalam sub-layer SAR.
3.AAL type 3/4 :
Pada AAL 3/4 didefenisikan dua mode service yaitu :
Message Mode
Dapat digunakan untuk aplikasi framed data transfer (misalnya frame HDLC0. Pada message mode satu AAL-SDU dikirimkan dalam satu atau lebih CS-PDU, yang menyusun satu atau lebih SAT-PDU.
Streaming Mode
Disediakan untuk transfer data kecepatan rendah dengan persyaratan delay yang rendah.
4. AAL type 5 :
Tujuan dari AAL5 adalah untuk memberikan service dengan overhead yang lebih kecil dan deteksi error yang lebih baik dibawah CPCS layer. pada layer CPCS, service yang diberikan AAL 5 harus identik dengan service yang disediakan AAL 3/4 kecuali fungsi multiplexing tidak support sehingga pada AAL 5 tidak ada field MID. AAL 5 akan digunakan untuk aplikasi signalling dan frame relay melalui ATM.
ATM Signalling
1. Koneksi logik ATM disebut “Virtual Channel Connection” (VVC) atau koneksi melalui saluran maya
2. Virtual Path Connection (VPC) adalah suatu logical group dari beberapa VCC yang memiliki tujuan yang sama.
IPover ATM
IP over ATM pendekatan menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan solusi Elan menarik. Keuntungan yang paling jelas adalah kemampuannya untuk mendukung interface QoS, Overhead rendah (karena tidak memerlukan header MAC) dan kurangnya batas ukuran frame.
Cara Kerja ATM
Cara kerja ATM adalah dengan memotong-motong dan menggabungkan kembali berbagai tipe trafik informasi tersebut (voice, video, dan data) dalam format sel berukuran 53 byte melalui saluran fisik yang sama. Proses tersebut dinamakan statistical Multiplexing. Masing sel terdiri dari 48 byte (berisi informasi) dan 5 byte header (berisi alamat dan routing).
Keuntungan ATM
ATM mampu menangani semua jenis trafik komunikasi (voice, data, image, video, suara dengan kecepatan tinggi). ATM dapat digunakan dalam Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network (WAN). Dalam perkembangan LAN, penggunaan ATM dapat menghemat biaya karena pemakai yang akan menguhubngkan dirinya dengan system ATM LAN dapat menggunakan adapter untuk menyediakan kecepatan transmisi sesuai dengan bandwitdh yang mereka butuhkan.

IPv6


IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis.

1.1              Keunggulan IPv6

Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play) Address pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.



1.1.1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.




1.1.2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP
address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari jaringan interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik
kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang buruk.

1.2. Perubahan Dari IPV4 ke IPV6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :

1.2.1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk mendukung peningkatan hirarki atau kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau 4 kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi alamat pada nodesehingga dapat dilakukan secara otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast dengan meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat multicast. IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan jenis atau tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
1.2.2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesanheader pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.

1.2.3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya pengkodean header Options(pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket (packet forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan datang.

1.2.4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah memungkinkan pelabelan paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu (QoS) atau real-time.

1.2.5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan
konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan "." dan di
tuliskan dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan ":"dan dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar pengelolaan routing 5 menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.

Allocation
Prefix (binary)
Fraction of address space
Reserved
0000 0000
1/256
Unassigned
0000 0001
1/256
Reserved for NSAP Allocation
0000 0001
1/128
Reserved for IPX Allocation
0000 0010
1/128
Unassigned
0000 0011
1/128
Unassigned
0000 1
1/32
Unassigned
0001
1/16
Unassigned
001
1/8
Provider based Unicast Address
010
1/8
Unassigned
011
1/8
Reserved for neutral-interconnect-Based Unicast Address
100
1/8
Unassigned
101
1/8
Unassigned
110
1/8
Unassigned
1110
1/16
Unassigned
1111 0
1/32
Unassigned
1111 10
1/64
Unassigned
1111 1101
1/128
Unassigned
1111 1110
1/512
Link local use Address
1111 1110 10
1/1024
Site local Use Address
1111 1110 11
1/1024
Multicast Address
1111 1111
1/256

Tabel 1. Pembagian Ruang Address Pada IPv6

Untuk memahami tentang struktur bertingkat address pada IPv6 ini, dengan
melihat contoh pada address untuk provider. Pertama-tama address sepanjang 128 bit dibagi menjadi beberapa field yang dapat berubah panjang. Jika 3 bit pertama dari address adalah "010", maka ini adalah ruang bagi provider. Sedangkan n bit berikutnya adalah registry ID yaitu field yang menunjukkan tempat/lembaga yang memberikan IP address. Misalnya IP address yang diberikan oleh InterNIC maka field tersebut menjadi "11000". Selanjutnya m bit berikutnya adalah provider ID, sedangkan o bit berikutnya adalah Subscriber ID untuk membedakan organisasi yang terdaftar pada provider tersebut.

Kemudian p bit berikutnya adalah Subnet ID, yang menandai kumpulan host yang tersambung secara topologi dalam jaringan dari organisasi tersebut. Dan yang q=125- (n+m+o+p) bit terakhir adalah Interface ID, yaitu IP address yang menandai host yang terdapat dalam grup-grup yang telah ditandai oleh Subnet ID.

Subnet ID dan Interface ID ini bebas diberikan oleh organisasi tersebut. Organisasi bebas menggunakan sisa p+q bit dari IP address dalam memberikan IP address di dalam organisasinya setelah mendapat 128-(p+q) bit awal dari IP address. Pada saat itu, administrator dari organisasi tersebut dapat membagi menjadi bagian sub-jaringan dan host dalam panjang bit yang sesuai, jika diperlukan dapat pula dibuat lebih terstruktur
lagi. Karena panjang bit pada provider ID dan subscriber ID bisa berubah, maka address yang diberikan pada provider dan jumlah IP address yang dapat diberikan oleh provider kepada pengguna dapat diberikan secara bebas sesuai dengan kebutuhan. Pada IPv6 bagian kontrol routing pada address field disebut prefix, yang dapat dianggap setara dengan jaringan address pada IPv4.

1.3. Address IPV6
1.3.1. Unicast Address (one-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host. Pada Unicast address ini terdiri dari :
1.      Global, address yang digunakan misalnya untuk address provider atau address geografis.
2.      Link Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu7level. Address ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapataddress global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" danfield sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Addressdigunakan pada pemberian IP address secara otomatis.
3.      Site-local, address yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas didalam site saja. Address ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam sitetersebut, namun tidak bisa mengirimkan packet dengan tujuan alamat ini diluar dari site tersebut.
4.      Compatible
4. Struktur Unicast Address
5. Pengiriman Paket Pada Unicast Address


1.3.2. Multicast (One-to-Many)

Yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan menunjuk host dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF" disediakan untuk multicast Address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya. Kemudian Blockcast address pada IPv4 yang address bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast Address ini. Blockcast 8 address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address dipilah berdasarkan range tujuan.
        
1.3.3. Anycast Address
Yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang dikirim hanya pada satu host saja. Pada address jenis ini, sebuah address diberikan pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke address ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama.Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router tujuan yang paling "cocok" bagi pengiriman packet tersebut. Pemakaian Anycast Address ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address yang sama pada server-server tersebut, jika ada packetyang dikirim oleh client ke address ini, maka router akan memilih server yang terdekatdan mengirimkan packet tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap serverdapat terdistribusi secara merata.Bagi Anycast Address ini tidak disediakan ruangkhusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka address tersebut dianggap sebagai Anycast Address.
8. Pengiriman Paket Pada Anycast Address



1.4. Struktur Paket Pada IPv6
Dalam pendesignan header pakket ini, diupayakan agar cost/nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, address awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap packet. Sedangkan pada header IPv4 ketika packet dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan urutan antar packet. Namun field tersebut tidak terpakai ketika packet tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap packet disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi sekuriti dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.

1.5. Label Alir dan Real Time Process
Header dari packet pada IPv6 memiliki field label alir (flow-label) yang digunakan untuk meminta agar packet tersebut diberi perlakuan tertentu oleh router saat dalam pengiriman (pemberian ‘flag’). Misalnya pada aplikasi multimedia sedapat mungkin ditransfer secepatnya walaupun kualitasnya sedikit berkurang, sedangkan e-mail ataupun WWW lebih memerlukan sampai dengan akurat dari pada sifat real time.











Router mengelola skala prioritas maupun resource seperti kapasitas komunikasi atau kemampuan memproses, dengan berdasar pada label alir ini. Jika pada IPv4 seluruh packet diperlakukan sama, maka pada IPv6 ini dengan perlakuan yang berbeda terhadap tiap packet, tergantung dari isi packet tersebut, dapat diwujudkan komunikasi yang aplikatif.

1.6. IPv6 Transition (IPv4-IPv6)
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server

10. Network - Tunneling (IPv6 Transition)

Jadi setiap router menerima suatu packet, maka router akan memilah packet tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.

1.7. Representasi Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1
dapat direpresentasikan sebagai
::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 12
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
   0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7

Jadi jika sekarang anda mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6 pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bit mask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).

1.8. Kelas Ipv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1.      Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 001.
2.      Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 10.
3.      Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 11.
4.       Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1111.

Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang mengacu kelocalhost, alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1 dalam protokol IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagaiunspecified address yang tidak boleh diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast address adalah sebagai berikut :

Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet. Dalam penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1.      Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut sehinggamenjadi00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2.       Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3.      Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757



1.8. Protokol Routing Pada Ipv6
Protokol routing yang digunakan pad a IPv6 adalah BGP4+ untuk external routing dan OSPFv6, RIPng untuk internal routing.

1.8.1. BGP4+
Border Gateway Protokol adalah routing protokol yang memakai system autonomous. Fungsi utama dari BGP adalah untuk saling tukar-menukar informasi konektivitas jaringan antar BGP sistem. Informasi konektifitas ini antara lain adalah daftar dari Autonomous System (ASs). Informasi ini digunakan untuk membuat daftar routing sehingga terjadi suatu  koneksi.BGP4 mampu melakukan suatu advertaisement dan IP-prefix serta menghilangkan keterbatasan tentang network class. BGP memakai pola Hop-by-Hop yang artinya hanya meggunakan jalur yang berikutnya yang terdaftar dalam Autonomous System. BGP menggunakan TCP sebagai media transport. BGP menggunakan port 179 untuk koneksi BGP. BGP mendukung CIDR.

BGP mampu mempelajari jalur internet malalui internal atau eksternal BGP dan dapat memilih jalur terbaik dan memasukkannya dalam ip forwarding. BGP dapat digunakan pada dual maupun multi-homed, dengan syarat memiliki nilai AS. BGP tidak dapat digunakan pada single-homed. Type dari BGP:
1.      OPEN, tipe pesan yang diterima sewaktu koneksi antar  BGPtersambungkan.
2.      UPDATE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengirimkan informasi routing antar BGP.
3.       KEEPALIVE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengetahui apakah pasangan BGP masih hidup
4.       NOTIFICATION, tipe pesan yang dikirimkan apabila terjadi error.
5.       
1.8.1.1. Attribut BGP
AS_path, adalah jalur yang dilalui dan dicatat dalam data BGP route, dan dapat mendeteksi loop. Next_Hop, adalah jalur berikutnya yang akan dilalui dalam routing BGP, biasanya adalah local network dalam eBGP. Selain itu bisa didapat dari iBGP. Local Preference, penanda untuk AS BGP local Multi-Exit Discriminator (MED),
bersifat non-transitif digunakan apabila memiliki eBGP yang lebih dari 1. Community, adalah sekumpulan BGP yang berada dalam satu AS. Perbandingan BGP-4 antara yang digunakan untuk IPv4 dan IPv6 adalah kemampuan dari BGP yang dapat mengenali scope dari IPv6, yaituglobal, site-local, link-local. Apabila IPv6 masih menggunakan IPv4 sebagai transport maka alamat peer pada BGP yang lainnya harus diikutkan pada konfigurasi.

1.8.2. RIPng
Routing Information Protocol Next Generation adalah protokol routing yang
berdasarkan protokol routing RIP di IPv4 yang sudah mendukung IPv6. RIPng ini digunakan untuk internal routing protokol dan menggunakan protokol UDP sebagai transport. RIPng ini menggunakan port 521 sebagai komunikasi antar RIPng. Metode yang dipakai RIPng adalah distance vector (vektor jarak), yaitu:
1. Jarak local network dihitung 0
2. Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost.
3. Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour.
4. Dilakukan perhitungan secara kontinue.
5. Menggunakan algoritma Ballman-Ford.


Command pada RIPng Header berisi:
1. Request, meminta daftar tabel routing pada RIPng yang lain
2. Response, membalas request dari RIPng yang lain dan memberikan daftar routing.
Protokol RIPng ini memiliki beberapa kelemahan
1. Hanya bisa sampai 15 HOP
2. Lambat dalam memproses routing, dikarena melakukan pengecekan terus menerus17
3. Bersifat Classful

Perbedaan yang terjadi antara RIP pada IPv4 (RIPv2) dan IPv6 (RIPng) adalah port UDP dimana pada IPv4 menggunakan port 520 sedangkan IPv6 menggunakan port 521 sebagai media transpor. RIPng hanya memiliki 2 perintah yaitu response dan request, berbeda dengan RIPv2 yang memiliki banyak perintah dan banyak yang tidakterpakai dan ada yang dibuang pada RIPng seperti authentifikasi. Perubahan yang terjadi dari RIPv2 ke RIPng antara lain, ukuran routing yang tidak lagi dibatasi, subnet IPv4 digantikan dengan prefix IPv6, next-hop dihilangkan tetapi kegunaannya tidak dihilangkan, authentifikasi dihilangkan, namun kemampuan yang hanya sampai 15 hopmasih sama.

1.18.3. OSPFv3
Open Shortest Path First adalah routing protokol yang digunakan pada IPv6.
OSPF ini berdasarkan atas Link-state dan bukan berdasarkan atas jarak. Setiap node dari OSPF mengumpulkan data state dan mengumpulkan pada Link State Packet. LSP dibroadcast pada setiap node untuk mencapai keseluruhan network. Setelah seluruh network memiliki “map” hasil dari informasi LSP dan dijadikan dasar link-state dari OSPF. Kemudian setiap OSPF akan melakukan pencarian dengan metode SPF (Shortest Path First) untuk menemukan jarak yang lebih efisien. Routing table yang dihasilkan berdasarkan atas informasi LSP yang didapat sehingga OSPF memberikan informasi LSP secara flood, karena OSPF sudah memiliki kemampuan untuk memilih informasi LSP yang sama maka flood ini tidak mengakibat exhousted. OSPF ini menggunakan protokol TCP bukan UDP, mendukung VLSM (Variable Length Subnet Mask).OSPF menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF) oleh Dijkstra, yaitu:
1.      Diasumsikan sudah ada data table sebelumnya. Data yang diperlukan antara lain PATH(ID, path cost, arah forwarding ) TENTATIVE (ID, path cost, arah forwarding), Forwarding database.
2.      Taruh local sebagai root dari tree dengna ID,0,0 pada PATH
3.      Temukan link N dan taruh di PATH. Hitung jarak Root-N dan N-M, apabila M belum terdapat di PATH atau TENTATIVE, apabila nilainya lebih baik taruh di TENTATIVE.
4.      Apabila TENTATIVE bernilai kosong , batalkan. Lainnya, masukkan nilai TENTATIVE ke PATH.


Keterangan OSPF:
Version, 8 bit, diisi dengan dengan versi dari OSPF Type, 8 bit, diisi dengan Type code dari OSPF yaitu:
1.      Hello, untuk mengetahui adanya pasangan OSPF
2.      Database Description, mengirimkan deskripsi dari OSPF
3.      Link State Request, meminta data dari pasangan OSPF
4.      Link State Update, mengupdate data table pada OSPF19
5.      Link State Aknowledgment, mengirimkan pesan error

Length, 16 bit, panjang header dan data dari OSPF
Router ID, 32 bit, Router ID dari source paket
Area ID, 32 bit, Area dari paket ini.
Checksum, 16 bit
AuType, 16 bit, model autentifikasi dari OSPF
Authentication, 64 bit, misal tanpa autenticasi, simple password, cryptographic
password.

Keterangan untuk OSPFv3:
Version, 8 bit, diset 3
Checksum, 16 bit, CRC
Instance ID, 8 bit
Reserves, 8 bit diset 0

1.8.3.1. Perbandingan antara Link State dengan Distance Vektor
  • Konversi lebih cepat daripada Distance Vektor
  • Mudah dalam bentuk Topologi Jaringan
  • Mudah dalam hal Routing
  • Bisa memiliki routing tabel yang kompleks
1.8.3.2. Perbedaan Antara OSPF Ipv4 dengan OSPF IPv6
  • Komunikasi menggunakan link-state tidak menggunakan subnet.
  • Menghilangkan alamat semantic.
  • Menggunakan scope IPv6 yaitu: link-local scope, area-scope, AS scope.
  • Mendukung multi OSPF pada link yang sama.
  • Menggunakan alamat link-local.
  • Menghilangkan authentifikasi.
  • Perubahan format paket.